BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen melibatkan pemanfaatan sember daya manusia
dan berbagai sumber daya lainnya (misalnya mesin) dengan cara yang paling baik
guna mencapai rencana dan tujuan perusahaan. Menurut ystem yang baru-baru ini
dialukakan oleh Shareholder Surveys, pemegang saham memandang manajemen dan
visi jangka panjang yang baik adalah dua karakteristk yang paling penting dari
sebuah perusahaan. Kita lihat situasi yang dihadapi oleh Zycles Company, yang
memproduksi dan menjual sepeda motor.
Keputusan-keputusan mengenai tingkatan-tingkatan
manajemen yang dibutuhkan akan mempengaruhi beban menjalankan bisnis
perusahaan. Keputusan mengenai fungsi dibutuhkan untuk memastikan bahwa manajer
dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diminta. Keputusan mengenai keahlian
manajer dibutuhkan untuk memastikan bahwa manajer mempu menyelesaikan seluruh
pekerjaan yang diperlukan. Keputusan mengenal bagaimana manajer sebaiknya
menggunakan waktunya dibutuhkan untuk dapat sebisa mungkin memanfaatkan tenaga
manajer tersebut sehingga perusahaan tidak perlu merekrut terlalu banyak
manajer.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
mengatasi masalah pada:
a.
Apa saja tingkatan-tingkatan
manajemen?
b.
Apa fungsi-fungsi
manajer?
c.
Apa keahlian manajerial?
d.
Bagaimana manajer mengelola
waktu?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tingkatan-tingkatan
Manajemen
Para karyawan yang bertanggung jawab dalam mengelola
karyawan atau sumber daya yang lain akan bertindak selaku manajer, meskipun
jabatan resmi mereka berbeda. Fungsi manajer akan berbeda-beda sesuai dengan
masing-masing tingkatannya dalam perusahaan.
a.
Manajemen puncak
[tingkat atas] (top [high-level] management) meliputi jabatan-jabatan seperti
misalnya, presiden, direktur utama (yang biasanya juga bertindak selaku
presiden), direktur keuangan dan wakil presiden. Para manajer ini melakukan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tujuan jangka panjang perusahaan
(seperti misalnya tiga hingga lima tahun kedepan).
b.
Manajemen tingkat
menengah (middle management) sering kali bertanggung jawab atas
keputusan-keputusan jangka pendek perusahaan, karena manajer-manajer ini lebih
dekat dengan proses produksi. Manajemen tinkgat menengah bertugas memecahkan
masalah dan mencari metode-metode baru untuk meningkatkan kinerja. Manajemen
tingkat menengah meliputi posisi-posisi seperti misalnya manajer regional dan
manajer pabrik.
c.
Manajer supervisor
[tingkat pertama] (supervisory [firs-line] management) biasanya sangat terlibat
dengan para karyawan yang melakukan proses produksi sehari-hari. Para
supervisor berhubungan dengan masalah-masalah seperti contohnya absensi pekerja
dan keluhan-keluhan pelanggan. Manajemen supervisor meliputi posisi-posisi
seperti misalnya manajer akun dan manajer kantor.
2.2 Fungsi-fungsi
Manajer
Kebanyakan fungsi manajer dapat diklasifikasikan ke
dalam salah satu kelompok berikut ini :
e.
Perencanaan
f.
Pengorganisasian
g.
Kepemimpinan
h.
Pengendalian
a.
Perencanaan
Fungsi perencanaan (palnning) mencerminkan persiapan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menghadapi kondisi-kondisi bisnis di masa mendatang. Sebagai langkah
pertama dalam proses perencanaan, perusahaan akan membuat pernyataan misi (mission statement) yang akan menjabarkan
tujuan utamanya. Sebagai contoh, berikut adalah pernyataan misi dari
Bristol-Myers Squibb:
“Misi
Bristol-Myers Squibb adalah untuk memperpanjang dan meningkatkan kehidupan
manusia dan memberikan produk-produk perawatan kesehatan dan tubuh dengan mutu
tertinggi.”
Kebanyakan pernyataan misi bersifat
umum, seperti pernyataan misi Bristol-Myers Squibb. Misi dari General Motors
adalah untuk menjadi pemimpin global produk-produk transportasi, dan misi dari
Ford Motor Company adalah untuk menjadi perusahaan konsumen terdepan di dunia
yang menyediakan produk-produk dan jasa otomotif.
ü Rencana
strategis
Rencana srategis mengidentifikasikan
yste bisnis utama perusahaan untuk periode jangka panjang. Rencana strategis
lebih terinci daripada pernyataan misi dan secara umum menguraikan bagaimana
cara mencapai misi perusahaan. Sebagai contoh, jika misi sebuah perusahaan adalah
untuk menghasilkan produk-produk computer yang bermutu, maka rencana
strategisnya dapat menyebutkan jenis-jenis produk komputer tertentu yang akan
diproduksi dan cara bagaimana mereka akan dijual (gerai ritel, intenet dan
lain-lain).
ü Perencanaan
taktis
Manajer puncak dan manajer tingkat
menengah juga terlibat dalam perencanaan taktis (tactical palnning), atau rencana-rencana skala kecil (di atas satu
atau dua tahun) yang konsisten dengan rencana strategi (jangka panjang)
perusahaan. Perencanaan taktis biasanya berfokus pada periode jangka pendek,
seperti misalnya tahun depan atau sekitar itu. Untuk mengembangkan rencana
taktis mereka, para manajer AT&T dan perusahaan-perusahaan lain akan
menilai kondisi perekonomian, permintaan umum akan berbagai produk tingkat
persaingan di antara perusahaan yang memproduksi produk tersebut dan
perubahan-perubahan teknologi. Mereka menggunakan visi mereka untuk memaanfaatkan
peluang-peluang di mana mereka memiliki keunggulan di atas perusahaan-perusahaan
yang lain dalam ystem. Jika rencana strategis sebuah perusahaan adalah
meningkatkan pangsa pasarnya sebesar 20 persen, rencana taktis dapat berfokus
pada peningkatan penjualan di wilayah-wilayah khusus yang memiliki persaingan
lebih sedikit. Seiring dengan berlalunya waktu, akan dilakukan tambahan
perencanaan takstis sesuai dengan rencana strategis perusahaan.
ü Perencanaan
operasional
Bentuk perencanaan lain, yang
disebut dengan perencanaan operasional (operational
planning), akan menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam waktu
dekat nanti (misalnya tahun depan) untuk mencapai rencana-rencana taktis.
Melanjutkan contoh kita tentang sebuah perusahaan yang rencana taktisnya adalah
untuk meningkatkan penjualan, rencana operasional dapat menyebutkan cara-cara
bagaimana perusahaan tersebut bisa meningkatkan penjualan Jadi, rencana
operasional dapat menyebutkan adanya kenaikan jumlah dana yang dialokasikan
untuk iklan dan perekrutan tenaga penjualan tambahan.
Tujuan perencanaan operasional
sedikit banyak tergantung pada tujuan jangka panjang perusahaan. Sebagai
contoh, manajer puncak perusahaan dapat membuat tujuan pertumbuhan penjualan
tahunan sebesar 12 persen selama beberapa tahun ke depan. Tenaga penjualan
tahunan perusahaan dapat diminta untuk berusaha memperoleh kenaikan total
penjualan sebesat 1 persen per bulan sepanjang tahun depan. Tujuan bulan ke
bulan mereka akan distruktur berdasarkan
tujuan jangka panjang yang dibuat oleh manajemen puncak.
Ketika perusahaan melakukan
perencanaan operasional, mereka harus mengikuti kebijakan-kebijakan (policies) yang telah mereka buat, atau
panduan mengenai bagaimana pekerjaan tersebut sebaiknya dilaksanakan. Sebagai
contoh, suatu kebijakan perekrutan karyawan meminta adanya proses-proses khusus
yang harus diikuti. Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan akan memastikan
bahwa seluruh karyawan melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dengan cara yang
serupa. Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah karyawan
melakukan pekerjaannya dengan cara yang tidak efisien, berbahaya atau ystem.
Kebanyakan kebijakan mengandung
prosedur (procedure), atau
langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan.
Sebagai contoh, suatu kebjakan prekrutan dapat menentukan bahwa iklan akan
dipasang di surat kabar local selama sekian hari dan iklan tersebut
mengungkapkan ystem yang diminta untuk pekerjaan tersebut. Prosedur-prosedur
tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, seperti misalnya
manajer merekrut seorang teman atau keluarga yang sebenarnya tidak memenuhi
persyaratan untuk pekerjaan tersebut. Tanpa adanya prosedur, para manajer dapat
mengambil keputusan-keputusan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan.
Sebagai contoh lain, perusahaan
dapat mengimplementasikan prosedur mengenai perjalanan udara untuk memastikan bahwa
karyawan menggunakan penerbangan yang memiliki harga ystem rendah dan terbang
dengan kelas dua. Prosedur-prosedur seperti ini dimaksudkan untuk mencegah
manajer menimbulkan beban-beban perjalanan yang berlebihan.
ü Perencanaan
kontinjensi
Beberapa rencana perusahaan mungkin
tidak dapat difnalisasi sampai kondisi-kondisi bisnis tertentu terpenuhi.
Karena ystem ini, perusahaan akan menggunakan perencanaan kontinjensi (contingency planning); yaitu perusahaan
membuat rencana-rencana ysteming untuk berbagai kemungkinan kondisi bisnis yang
terjadi. Implementasi rencana itu akan tergantung pada kondisi bisnis yang
terjadi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan olahraga
dapat berencana untuk meningkatkan produksi rollerblade-nya
sebagai respons atas permintaan yang terjadi akhir-akhir ini. Namun, pada waktu
yang bersamaan, perusahaan dapat membuat rencana ysteming untuk menggunakan
sumber dayanya memproduksi peralatan yang lain sebagai ganti dari rollerblade jika permintaan akan rollerblade-nya ternyata jauh lebih
tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Beberapa perencanaan kontinjensi
dilakukan untuk mempersiapkan perusahaan menghadapi kemungkinan krisis yang
dapat terjadi. Sebagai contoh, maskapai penerbangan dapat membuat rencana
kontinjensi sebagai antisipasi atas berbagai masalah yang mungkin terjadi.
b.
Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian (organizing) meliputi organisasi karyawan
dan sumber daya-sumber daya lainnya melalui cara yang konsisten dengan tujuan
perusahaan. Setelah tujuan perusahaan dibuat (dari fungsi perencanaan), sumber
daya akan diperoleh dan dikelola untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai
contoh, para karyawan Daimler-Chrysler diorganisasian dalam lini-lini perakitan
untuk memproduksi mobil atau truk dengan cara yang konsisten dengan tujuan
perusahaan.
Fungsi pegorganisasian terjadi
secara kontinu pada sepanjang hidup perusahaan. Fungsi ini khususnya memiliki
arti penting bagi perusahaan yang sering melakukan restrukturisasi atas
operasinya. Perubahan-perubahan organisasional seperti misalnya penciptaan
jabatan baru atau promosi seorang karyawan dapat sering dilakukan revisi pada
alokasi pekerjaan karyawan yang jabatannya tidak berubah.
Untuk menggambarkan betapa
pentingya arti fungsi pengorganisasian, kita lihat sebuah perusahaan konstruksi
yang membangun perumahan. Kontraktor umum ini memberikan tugas kepada para
karyawannya. Dari pekerjaan pembuatan fondasi hingga pengecetan, sebagian besar
tugas harus diselesaikan dalam urutan tertentu. Karena seluruh tugas tidak
dapat diselesaikan secara bersamaan, para pekerja kontraktor akan bekerja pada
beberapa rumah yang berbeda. Dengan cara ini, karyawan dapat menerapkan
keahlian khusus mereka (seperti misalnya pengecetan, listrik, dan seterusnya)
pada rumah-rumah yang berada pada tahapan konstruksi yang tepat.
c.
Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan (leading) adalah proses mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan
orang lain demi mencapai tujuan bersama. Proses ini dapat meliputi komunikasi
mengenai pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dan kemungkinan metode-metode
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan penugasan-penugasan tesebut. Kepemimpinan
juga dapat meliputi bertindak selaku tokoh panutan bagi para karyawan.
Kepemimpinan seharusnya dilakukan dengan cara yang konsisten dengan cara
strategis perusahaan.
Fungsi kepemimpinan tidak hanya
berhubungan dengan instruksi-instruksi mengenai bagaimana menyelesaikan suatu
pekerjaan, namun juga insentif untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara
benar dan cepat. Beberapa bentuk kepemimpinan dapat membantu memotivasi para
karyawan. Salah satu metode adalah mendelegasikan wewenang dengan memberikan tanggung
jawab dapat mendorong karyawan untuk lebih membanggakan pekerjaan dan
meningkatkan harga diri mereka. Jika karyawan lebih aktif terlibat dalam proses
produksi dan diperkenankan untuk mengungkapkan pandangan-pandangannya, maka
banyak masalah akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Manajer yang
memperkenankan umpan balik dari karyawan kemungkinan dapat mencegah timbulnya
konlik yang terjadi antara manajemen dan karyawan, atau bahkan konflik di
antara para karyawan. Sejauh fungsi kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja
para karyawan,maka ia akan dapat meningkatkan kinerja para karyawan, maka ia
akan dapat meningkatkan pula kinerja perusahaan.
Agar para manajer dapat menjadi
pemimpin-pemimpin yang efektif, mereka perlu memiliki inisiatif , yaitu kemauan
untuk mengambil tindakan. Manajer yang memiliki banyak keahlian namun kurang
memiliki inisiatif dapat menjadi tida begitu efektif. Beberapa orang menajer
yang menyadari adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan tidak bersedia untuk
mengambil tindakan karena hal tersebut membutuhkan lebih banyak tenaga daripada
membiarkan situasi tetap berlansug apa adanya dan perubahan juga dapat
mengecewakan beberapa karyawan
Gaya kepemimpinan, meskipun semu
manajer memiliki gaya kepemimpinan mereka masing-masing, gaya-gaya tersebut
biasanya dapat diklasifikasikan menjadi autokrasi, bebas kendali atau
partisipatif. Manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan autokrasi tetap
mempertahankan wewenang penuh dalam pengambilan keputusan. Manajer yang
menggunakan gaya manajemen bebas kendali mendelegasikan sebagian besar
wewnangnya kepada para karyawan. Manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan
partisipatif atau disebut juga demokratis, para pemimpin menerima beberapa
masukan karyawan namun biasanya menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk
mengambil keputusan.
d.
Pengendalian
Fungsi pengendalian (ysteming) melibatkan pengawasan dan
evaluasi pekerjaan. Untuk mengevaluasi pekerjaan, manajer sebaiknya
mengukur kinerja sebagai perbandingan
dengan standard an ekspektasi yang telah mereka tentukan. Jadi, fungsi
pengendalian akan menilai apakah rencana-rencana yang dibuat dalam fungsi
perencanaan telah tercapai. Standar dapat diterapkan pada volume dan biaya
produksi, volume penjualan, laba dan beberapa variabel lainnya yang digunakan
untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan. Fungsi pengendalian memungkinkan
dilakukannya evaluasi secara kontinu sehingg perusahaan dapat memastikan bahwa
ia telah mengikuti arah yang diinginkan untuk mencapai rencan strategisnya.
Pengendalian
oleh investor. Tata kelola perusahaan (corporate governance) melibatkan
pengawasan atau tata kelola oleh manajemen peruasahaan. Manajer puncak secara
tidak langsung dikendalikan oleh proses tata kelola perusahaan. Investor dari
perusahaan terbuka mencoba untuk memastikan bahwa para manajer membuat
keputusan-keputusan yang efektif yang akan memaksimalkan kinerj dan nilai
perusahaan. Investor memiliki pengaruh atas manajemen karena mereka dapat
menyampaikan keluhan kepada dewan direksi atau kepada para eksekutif jika
manajer membuat keputusan yang buruk. Dewan dan para eksekutif khususnya
berkepentingan dengan pemenuhan kepuasan investor institusional yang memiliki
sejumlah besar saham perusahaan karena jika investor tersebut menjual seluruh
kepemilikannya, maka dapat terjadi penurunan harga saham yang cukup ystem.
Pengendalian
atas pelaporan. Tujuan lain dari proses
pengendalian adalah untuk memastikan pelaporan yang akurat dalam perusahaan.
Investor dari perusahaan terbuka mencoba untuk memiliki kendali atas manajemen
sebuah perusahaan dengan meninjau laporan keuangan yang diterbitkan secara
triwulan oleh perusahaan. Selama beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan
terbuka telah menggunakan prosedur-prosedur pelaporan yang secara sengaja
membesar-besarkan pendapatan atau laba selama jangka waktu tertentu. Pelaporan
yang tidak akurat seperti ini dapat menyesatkan investor yang mencoba untuk
mengawasi manajemen perusahaan dengan membuat manajemen terlihat lebih baik daripada
kondisi yang sebenarnya. Konsekuensinya, investor dapat terlalu tinggi menilai
perusahaan dan akibatnya membayar terlalu banyak untuk sahamnya. Selain itu,
para eksekutif yang memiliki saham perusahaan dapat menjual saham mereka dengan
harga yang tinggi kepada investor yang mendapat informasi yang salah akan laba
perusahaan.
2.3 Keahlian Manajerial
Untuk dapat bekerja dengan baik,
manajer mengandalkan empat jenis keahlian:
a.
Keahlian konseptual
b.
Keahlian interpersonal
c.
Keahlian teknis
d.
Keahlian pengambilan
keputusan
a.
Keahlian
konseptual
Manajer dengan keahlian konseptual
(conceptual skill) yang disebut juga
sebagai keahlian analitis yaitu kemampuan untuk memahami hubungan yang terdapat
di antara berbagai pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Mereka dapat melihat
bagaimana seluruh potongan cocok satu sama lain. Sebagai contoh,
manajer-manajer puncak Motorola memahami bagaimana hubungan proses produksi
dengan fungsi-fungsi pemasaran dan keuangan. Yang mereka tekankan bukanlah pada
bagaiman menerapkan metode seteliti mungkin dalam mencapai setiap pekerjaan,
namun pada pemahaman secara umum mengenai operasi perusahaan. Hal ini
memungkinkan mereka mengantisipasi potensi-potensi masalah yang dapat terjadi
jika, misalnya, pabrik produksi mengalami kekurangan. Manajer membutuhkan keahlian
konseptual dalam melakukan penyesuaian ketika masalah-masalah seperti itu
terjadi. Manajer dengan keahlian konseptual yang baik memiliki
strategi-strategi cadangan ketika terjadi masalah dalam proses produksi. Strategi
seperti itu memungkinkan perusahaan terus dapat menggunakan sumber day-sumber
daya yang dimilikinya secara efektif.
Keahlian konseptual umumnya
digunakan oleh manajer puncak dan manajer tingkat menengah yang tidak terlibat
secara langsung dalam proses perakitan produksi. Keahlian ini diperlukan untuk
dapat secara langsung dalam proses perakitan produksi. Keahlian ini diperlukan
untuk dapat secara optimal memanfaatkan karyawan dan sumber daya-sumber daya
lainnya dengan cara yang dapat mencapai tujuan perusahaan. Manajer dengan
keahlian konseptual yang baik cenderung kretif dan bersedia untuk
memeprtimbangkan berbagai macam metode dalam mencapai tujuannya.
b.
Keahlian
interpersonal
Hampir seluruh manajer melakukan
pekerjaan yang membutuhkan keahlian interpersonal (interpersonal skill) yang baik yang diebut juga sebagai keahlian
berkomunikasi yaitu keahlian yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan dan karyawan.
Berkomunikasi
dengan pelanggan. Banyak manajer harus
melakukan komunikasi dengan pelanggan untuk memastikan tercapainya kepuasan.
Mereka mendengarkan keluhan-keluhan pelanggan dan mencoba untuk memberikan
respons dengan cara yang dapat diterima. Mereka juga dapat membawa
keluhan-keluhan lain untuk menjadi perhatian manajemen puncak. Manajer yang memiliki
keahlian interpersonal yang kurang baik bisa jadi mengabaikan keluhan-keluhan
pelanggan. Akibatnya, masalah dapat tidak diketahui hingga pada akhirnya banyak
pelanggan yang merasa tidak puas berhenti membeli produk perusahaan. Pada saat
itu, mungkin sudah terlambat jika perusahaan ingin meraih kembali kepercayaan
para pelanggannya.
Berkomunikasi
dengan karyawan. Manajer membutuhkan keahlian
interpersonal yang baik ketika berkomunikasi dengan karyawan. Mereka harus
secara jelas mengomunikasikan penugasan kepada karyawan. Mereka harus secara
jelas mengomunikasikan penguasaan kepada karyawan dan harus berkomunikasi
dengan karyawan yang telah membuat kesalahan dalam pekerjaan sehingga mereka
dapat dikoreksi. Selain itu, manajer harus mendengarkan keluhan-keluhan dari
karyawan dan mencoba untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.
c.
Keahlian
teknis
Manajer membutuhkan keahlian teknis
(technical skill) untuk memahami
jenis-jenis pekerjaan yang mereka nkelola. Manajer yang lebih dekat dengan
proses produksi actual akan lebih sering menggunakan keahlian teknis mereka
daripada manajer tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, para menajer
tingkat pertama dari jalur perakitan sebuah perusahaan pembuat komputer harus
mengetahui bagaiman komponen-komponen komputer dirakit. Pemahaman teknis
merupakan suatu hal yang penting bagi seluruh manajer yang megevaluasi ide-ide
produk baru atau terlibat dalam pemecahan masalah.
Banyak perusahaan menggunakan
teknologi untuk membantu manajer-manajernya meningkatkan keahlian teknis
mereka. Perusahaan memberikan informasi online
yang dapat diakses oleh manajer dari mana saja. Beberapa perusahaan telah
membuat jaringan dimana para manajer dapat berkolaborasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan keahlian-keahlian yang mereka miliki. Jaringan seperti itu akan
mengurangi anggaran pelatihan dan perjalanan karena manajer tersebut tidak
perlu lagi melakukan perjalanan dinas untuk menghadiri seminar-seminar
pelatihan.
d.
Keahlian
mengambil keputusan
Manajer membutuhkan keahlian
mengambil keputusan (decision-making
skill) sehingga mereka dapat menggunakan informasi yang ada untuk
menentukan bagaiman sumber daya perusahaan sebaiknya dialokasikan. Jenis-jenis
keputusan yang diambil oleh para manajer akan berbeda-beda tergantung dai
posisinya.
Berikut ini adalah beberapa
keputusan umum yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya perusahaan:
ü Apakah
sebaiknya merekrut karyawan yang lebih banyak?
ü Apakah
sebaiknya membeli mesin yang lebih banyak?
ü Apakah
sebaiknya membangun sebuah fasilitas baru?
ü Apakah
sebainya operasi lini perakitan direvisi?
ü Apakah
sebaiknya memesan lebih banyak persediaan?
ü Apakah
sebaiknya gaji disesuaikan?
Keputusan-keputusan di atas
mempengaruhi pendapatan maupun beban operasi perusahaan dan akibatnya akan
mempengaruhi laba. Manajer yang melakukan pengambilan keputusan dengan tepat
dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga meningkatkan pula nilainya.
Langkah-langkah
pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan melibatan beberapa tahapan yang speseifik. Pertama, setiap kemungkinan
keputusan yang konsisten dengan rencana strategis perusahaan sebaiknya
diidenifikasikan. Kemudian, dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi-informasi
yangrelevan dengan setiap kemungkinan keputusan akan dapat diperkirakan. Dari
perkiraan-perkiaraan ini, satu orang atau lebih manajer dapat mengambil dan mengimplementasikan keputusan
terbaik. Seiring dengan berlalunya waktu, keputusan ini sebaiknya dievaluasi
untuk melihat apakah perlu dilakukan perubahan.
2.4 Bagaimana Manajer
Mengelola Waktu
Manajer memiliki jumlah waktu yang
terbatas untuk dihabiskan mengelola berbagai sumber daya yang mereka miliki.
Oleh karena itu, mereka menggunakan manajemen waktu (time management), yang mengacu pada cara bagaiman manajer
mengalokasikan waktu mereka ketika mengelola berbagai pekerjaan. Meskipu tidak
ada rumusan tunggal yang sempurna untuk menggunakan waktu secara efisien,
berikut adalah panduan-panduan yang sebaiknya diikuti:
a.
Menyusun prioritas
dengan tepat.
b.
Menjadwalkan interval
waktu yang panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting.
c.
Meminimalisasi
gangguan.
d.
Membuat tujuan-tujuan
jangka pendek
e.
Mendelegasikan sebagian
pekerjaan kepada karyawan.
a.
Menyusun
Prioritas Dengan Tepat
Salah satu ystem utama di balik
masalah manajemen waktu adalah bahwa manajer melupakan peran yang mereka
miliki. Tanggung jawab seorang manajer penjual wilayah yaitu:
ü Memecahkan
setiap masalah yang terjadi pada pesanan penjualan yang ada
ü Menjamu
klien-klien baru.
Manajer penjualan tersebut dapat
mengalokasikan teralalu banyak waktu untuk menjamu klien karena pekerjaan
tersebut lebih menyenangkan. Akibatnya, masalah-masalah yang berhubungan dengan
pesanan penjualan dapat terus menumpuk. Manajmen waktu adalah masalah prioritas.
Manajer yang menyusun prioritas menurut apa yang terbaik bagi perusahaan,
daripada menurut apa yang lebih mereka sukai, akan lebih sukses.
b.
Menjadwalkan
Interval Waktu yang Panjang untuk Pekerjaan pekerjaan Penting.
Manajer mungkin dapat menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan penting secara efisien dengan menjadwalkan
interval-interval waktu yang panjang (blok) untuk memusatkan diri pada
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dalam setiap blok, manajer dapat memusatkan
seluruh perhatian mereka pada pekerjaan-pekerjaan penting. Secara umum, akan
lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan untuk satu proyek besar jika
dikerjakan dalam satu interval waktu selama tiga jam daripada dalam tiga
interval waktu selama satu jam yang terpisah dan tersebar dalam satu hari atau
satu minggu. Ketika menggunakan interval waktu yang singkat, manajer akan
membuang-buang waktu mengingat kembali hal-hal yang dipermasalahkan dan
kemungkinan-kemungkinan pemecahannya. Mereka akan lebih efisien jika dapat
memusatkan perhatian pada masalah dalam interval yang lebih panjang.
Strategi terbaik untuk suatu
pekerjaan yang membutuhkan lebih dari satu hari kerja yaitu dengan sepenuhnya
memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebut sampai selesai.
Pertemuan-pertemuan singkat yang harus dipenuhi selama hari tersebut dan juga
tidak berhubungan dengan pekerjaan penting sebaiknya dikonsolidasikan sehingga
mereka tidak terus-menerus menggangu waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan
yang lebih penting.
c.
Meminimalisasi
Gangguan
Hampir seluruh manajer menghadapi
gangguan di sepanjang hari kerja normal mereka. Beberapa masalah membutuhkan
perhatian langsung, namun beberapa yang lain dapat ditunda belakangan. Manajer
sebaiknya tetap memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan dan
menghindari gangguan yang tidak diperkirakan (kecuali bagi hal-hal darurat).
Beberapa manajer memiliki
kecendurungan alamiah untuk menciptakan gangguan mereka sendiri. Sebagai contoh,
mereka dapat singgah di ruangan karyawan-karyawan lain untuk bersosialisasi.
Meskipun sosialisasi selama jam kerja dapat membantu mengurangi stress atau
kebosanan, manajer sebaiknya mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah
tertentu terlebih dahulu sebelum mengambil istirahat sosial. Dengan cara ini,
istirahat tersebut merupakan hadiah dari terselesaikannya beberapa pekerjaan
dan bukan hanya sekedar cara untuk berhenti bekerja.
d.
Membuat
Tujuan Jangka Pendek
Suatu masalah umu bagi manajer
adalah memenuhi tenggat waktu, khususnya pada pekerjaan-pekerjaan penting.
Manajer sebaiknya membuat sasaran-sasaran jangka pendek sehingga mereka dapat
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting secara bertahap. Sebagai contoh, kita
lihat seorang manajer yang diserahi tugas membeli sebuah system komputer baru
untuk perusahaan. Manajer tersebut sebaiknya memecah tugas yang diberikan
menjadi beberapa tugas yang lebih kecil, seperti misalnya
ü Mendapatkan
seluruh informasi yang relevan dari karyawan –karyawan lainnya mengenai
fitur-fitur system komputer yang sebaiknya dimiliki (Tugas A).
ü Menghubungi
perusahaan-perusahaan yang menjual sistem komputer untuk mendapatkan penawaran-penawaran
harga (Tugas B), dan
ü Mengunjungi
perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan system komputer yang sama untuk
memastikan seberapa baik system tersebut bekerja (Tugas C).
Tugas
C tidak dapat dilakukan sampai Tugas B selesai dan Tugas B tidak dapat
dilakukan sampai Tugas A selesi.
Jika penugasan itu harus selesai
dalam waktu 10 minggu, manajer dapat menentukan tujuan untuk menyelesaikan
Tugas A selama tiga minggu pertama, Tugas B selama minggu keempat dan kelima,
dan Tugas C selama minggu keenam dan ketujuh. Jadwal ini memberikan beberapa
minggu tambahan sebelum tenggat waktu yang diberikan untuk berjaga-jaga jika
terjadi masalah yang tidak diperkirakan, yang mengakibatkan penyelesaian
pekerjaan tersebut membutuhkan waktu lebih lama daripada yang direncanakan.
e.
Mendelegasikan
Sebagian Pekerjaan kepada Karyawan
Manajer memiliki waktu yang
terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
Jika mereka dapat mendelegasikan sebagian wewenang kepada karyawannya, mereka
akan memiliki lebih banyak waktu untuk menjadi kreatif. Dengan melakukan
delegasi, manajer bahkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dari para
karyawannya yang menginginkan tanggung jawab tambahan. Namun, manajer sebaiknya
hanya mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditangani oeh karyawan
tersebut saja.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ü Tingkatan-tingkatan
manajemen yaitu manajemen puncak (tingkat atas), manajemen tingkat menengah dan
manajemen superviso.
ü Fungsi-fungsi utama manajemen yaitu merencanakan masa depan (tujuan),
mengorganisasikan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan, memimpin para
karyawan dengan memberikan instruksi kepada mereka mengenai bagaimana mereka
sebagainya menyelesaikan berbagai pekerjaan yang diberikan dan melakukan
pengendalian yang meliputi pengawasan dan pengevaluasian pekerjaan-pekerjaan
karyawan.
ü Keahlian-keahlian
manajerial terpenting yang dibutuhkan adalah keahlian konseptual, keahlian
interpersonal, keahlian teknis dan kehlian mengambil keputusan.
ü Beberapa
panduan-panduan penting dari manajemen waktu yang efektif adalah untuk menyusun
prioritas dengan tepat, menjadwalkan interval waktu yang panjang untuk
pekerjaan-pekerjaan penting, meminimalisasi gangguan, membuat tujuan-tujuan
jangka pendek dan mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada karyawan.
DAFTAR
PUSTAKA
Madura Jeff.2007. Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar